Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan membentuk kristal yang biasa kita sebut mineral. Secara umum mineral memiliki pengertian sebagai unsur atau senyawa anorganik yang terbentuk memalui proses alam, berbentuk padatan kristal, dan memiliki struktur-struktur tertentu.
Pada tahun 1995 the International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi material. Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
1.1.1 Definisi Mineral
Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa mineral ialah satu frase yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral yang berbentuk lempeng, tiang, limas, dan kubus.
Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan campuran dari unsur-unsur mineral. Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan lambat.
(Ade Akhyar, 2008)
1.1.2 Klasifikasi Mineral
Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik mineral antara lain berdasarkan:
1.1.2.1 Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.
Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan atom-atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi kristal tersebut berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat terbentuk dalam alam (mineral) atau di laboratorium. Kristal artinya mempunyai bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang pada banyak sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi bangin yang tersendiri sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.
Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata & benda itu dinamakan kristal (hablur) & bidang rata itu disebut muka krsital.
Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:
1.1.2.1.1 Isometrik ketiga poros sama panjang dan berpotongan tegak lurus satu sama lain (contoh : intan, pirit, garam batu)
1.1.2.1.2 Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain, dua poros sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit, rutil, zircon).
1.1.2.1.3 Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga poros sama panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut 120 derajat (60 derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda (contoh apalit, beryl, korundum).
1.1.2.1.4 Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros berpotongan siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua poros tadi (berit, belerang, topaz)
1.1.2.1.5 Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari porosnya berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros tadi (gips, muskovit, augit)
1.1.2.1.6 Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan berpotongan serong satu sama lain(albit, anortit, distin)
1.1.2.2 Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale.
(wikipedia, 2009)
1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari.
2. Gypsum, mudah digores dengan kuku ibu jari.
3. Kalsit, mudah digores dengan pisau.
4. Fluorit, mudah digores dengan pisau.
5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar).
6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir.
7. Kwarsa, dapat menggores kaca.
8. Topaz, dapat menggores kaca.
9. Korundum, dapat mengores topaz.
10. Intan, dapat menggores korundum.
1.1.2.3 Kilap (Luster)
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral. Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam (metalik). Sedangkan mineral yang mempunyai kilap nonlogam dikatakan sebagai kilap kaca (vitreous), pearly, silky, resinous, dan dull.
1.1.2.4 Warna (Colour)
Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang gelombang, beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum yang dapat dilihat. Spektrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan violet.
Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan mempengaruhi energi dan akan terjadi perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi biasanya akan terlihat berwarna kelam, sedangkan yang mengandung alumunium biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga ada mineral yang berwarna tetap seperti air (berkristal) dan dinamakan Idhiochromatic.
Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu zat dalam permata sebagai biang warna (pigment agent) yang merupakan mineral-mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau; azurite warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning hingga coklat; hematite warnanya merah dsbnya.
Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities). Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.
Aneka warna batu permata ini sangat mempersona manusia sehingga manusia memberi gelar “mulia” pada batu-batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari satu unsur mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang bersisi delapan karena adanya zat campuran yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda : tidak berwarna, kuning, kuning muda, agak kebiru-biruan, merah, biru agak hijau, merah jambu, merah muda, agak kuning coklat, hitam yang dinamakan carbonado, hijau daun. Banyak mineral hanya memperlihatkam warna yang terang pada bagian-bagian yang tipis sekali. Mineral yang lebih besar dan tebal selalu memberi kesan yang hitam, tanda demikian antara lain diperlihatkan oleh banyak mineral.
Warna hijau muda; jika warna tersebut makin tua berarti makin bertambah Kadar Fe didalam molekulnya.
1.1.2.5 Streak (cerat atau warna serbuk)
Kristal atau mineral yang mempunyai kekerasan kurang dari 7 jika digosokkan pada lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.
· Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.
· Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris merah darah
· Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis putih
1.1.2.6 Fracture (bidang belah)
Belah adalah kecenderungan mineral untuk membelah kearah tertentu menyusur permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan kearah mana ikatan-ikatan diantara atom relative lemah dan biasanya reta-retak menunjukan arah belah.
Belahan adalah rekahan menurut bidang-bidang lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatan atomnya lemah. Contohnya mineral mika, memberikan kesan seolah-olah terdiri dari lembaran mineral.
1.1.2.7 Specific gravity (Berat Jenis)
Berat jenis adalah perbandingan berat suatu material dengan air pada volume yang sama. Semakin besar jumlah atom dan makin kompak maka semakin besar pula berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar antara 2,65 (kwarsa) dan 3,37 (olivin).
Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :
1.1.2.8 Silicate Class
Merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium.
1.1.2.9 Carbonate Class
Merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2-dan,termasuk calcite dan aragonite, dan siderite. carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton.
1.1.2.10 Sulfate Class
Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh anhydrite, celestine , barite, dan gypsum .
1.1.2.11 Halide Class
Halides adalah grup mineral yang membentuk garamalami(salts)dantermasuk fluorite, halite, sylvite, dan sal ammoniac. Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic. Contoh fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide.
1.1.2.12 Oxide Class
Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan kutub magnetic bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh hematite, magnetite, chromite, spinel, ilmenite, rutile, dan ice juga termasuk mineral-mineral hydroxide.
1.1.2.13 Sulfide Class
Hampir serupa dengan kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutanemaspalsu‘fools’gold), chalcopyrite , pentlandite ,dangalena.Termasukjuga selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
1.1.2.14 Phosphate Class
berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
1.1.2.15 Element Class
Terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal dan non-metal. Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides, nitrides dan carbides.
1.1.2.16 Organic Class
Terdiri dari substansi biogenic. Contoh whewellite,moolooite,mellite, fichtelite, carpathite,evenkite and abelsonte
(Prasetyo M, 2007)
1.1.3 Mineral Pembentuk Batuan
Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.
(Noor D,2008)
Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat yaitu silikat, oksida, sulfida serta karbonat dan sulfat.
1.1.3.1 Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
1. Kuarsa: ( SiO2 )
2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium.
1.1.3.1.1 Mineral ferromagnesium
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
· Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 – 3.37 , tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
· Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
· Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.
· Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.
1.1.3.1.2 Mineral non-ferromagnesium
· Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
· Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian seperti albit, anorthit, bitanit, labradorit, andesin, dan oligoklas. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
· Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni warna merah muda dan warna ceratnya putih. Termasuk dalam mineral K-Feldspar yang memiliki bentuk kristal monoklin. orthoclas banyak ditemukan dalam batuan beku misalnya terdapat dalam sianit. Orthoclas yang memiliki rumus kimia KAlSi3O8 memiliki kekerasan enam dalam skala mohs sehingga dapat mengagores apatit, banyak digunakan sebagai bahan batu perhiasan. BD. 2.57.
· Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.
1.1.3.2 Mineral oksida
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
1.1.3.3 Mineral Sulfida
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
1.1.3.4 Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
1.2 Batuan
Batu yang kita kenal adalah sebuah bongkahan keras yang terdapat dipermukaan bumi. Batu sering kita jumpai di berbagai tempat di atas tanah ini, namun sebetulnya batu akan lebih menarik lagi jika dipelajari lebih dalam lagi, karena batu merupakan salah satu komponen zat yang berada di kerak bumi dan mantel.
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral.
(Wikipedia,2009)
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
· kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
· tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu.
· struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
· proses pembentukannya.
1.2.1 Batuan Beku
Igneous rock atau sering disebut batuan beku terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari magma yang mendingin kemudian membeku. Larutan panas magma mengandung gas, menjadikannya lebih ringan dari batuan di sekitarnya, sehingga cenderung untuk bergerak ke atas. Ketika bergerak ke atas melalui rekahan batuan, magma bersinggungan dengan batuan di sekitarnya yang lebih dingin dan mulailah magma mendingin. Bila pendinginan ini terus berlangsung maka larutan magma akan mengkristal untuk membentuk mineral, yang kemudian menjadi batuan beku. Magma yang membeku dan menjadi batuan di bawah permukaan, biasanya mengalami pendinginan secara perlahan-lahan, yang memberi kesempatan membentuk mineral dengan ukuran kristal yang besar. Batuan yang terbentuk di bawah permukaan ini disebut batuan intrusive. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabbro, diorite, dan granite yang sering dijadikan hiasan rumah.
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat misalnya akibat letusan gunung api. Magma yang menerobos hingga mencapai ke permukaan disebut lava. Lava yang bersentuhan dengan udara atau air laut akan mendingin dan membeku dengan cepat, sehingga tidak ada kesempatan untuk membangun kristal besar. Batuan lava umumnya berkristal halus .sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit yang sering dijadikan pondasi rumah, dan dacite. Bila pembekuan magma lebih cepat lagi, ia akan menjadi gelas dan disebut obsidian. Batuan yang terbentuk di atas permukaan Bumi ini disebut sebagai batuan beku extrusive. Bila lava terus
1.2.2 Batuan Sedimen
Sedimentary rock atau sering disebut Batuan sediment batuan sedimen terbentuk secara alamiah di permukaan bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan mengeras menjadi batuan. Pembentukan batuan sedimen dipengaruhi oleh tenaga air, angin atau es. Sebagian besar batuan sedimen memperlihatkan ciri perlapisan. Walaupun hanya 5% kerak Bumi dibangun oleh batuan sedimen, namun 75% dari batuan yang tersingkap di permukaan Bumi adalah batuan sedimen. Batuan sedimen diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu :
· batuan sedimen klastik, yang berasal dari fragmen-fragmen batuan sebelumnya;
· batuan sedimen kimiawi (non klastik), yang terbentuk biasanya di laut atau di danau dari presipitasi bahan mineral yang terlarut.
· batuan sedimen organic (non klastik), yang terbentuk dari bekas atau cangkang binatang atau tumbuhan. Itulah sebabnya fosil dijumpai hanya pada batuan sedimen.
Yang paling umum dari batuan sedimen klastik adalah batu pasir dan batu lempung. Batu pasir terbentuk dari pasir dan batu lempung berasal bahan batuan yang lebih halus (lumpur atau lempung). Batu pasir dan batu lempung terbentuk dari fragmen-fragmen yang dibawa angin, air, sungai, arus laut dan glacier. Pasir biasanya diendapkan sebagai dunes atau bukit pasir atau sebagai endapan sungai dan endapan pantai. Sedangkan lempung yang lebih halus cendrung berada lebih lama mengapung di air laut dan akan mengendap pada suasana yang lebih tenang, seperti di dasar laut dalam atau di dasar danau. Tumpukan bahan endapan ini akan membebani dan menekan lapisan di bawahnya menjadi lebih kompak. Endapan kemudian saling merekat membentuk batuan keras.
Batuan sedimen kimiawi yang paling umum disebut sebagai batuan evaporit, karena terbentuk dari proses penguapan air laut atau air danau. Bahan-bahan batuan yang terlarut di dalam air akan mengkristal membentuk mineral seperti gypsum dan halit. Gypsum adalah bahan mineral industri yang dipakai sabagai bahan plester; halit adalah bahan dasar garam dapur.
Yang paling umum dari batuan sedimen organik adalah batugamping (limestone). Binatang laut seperti koral dan moluska memiliki cangkang yang terbuat dari bahan kalsium karbonat (CaCO3). Bila binatang-binatang itu mati, cangkangnya akan teronggok ke dasar laut dan membentuk tumpukan tebal kalsium karbonat. Tumpukan kalsium karbonat ini akan memadat dan merekat menbentuk batu gamping. Cangkang binatang atau tumbuhan yang terawetkan menjadi batuan ini disebut fosil. Batubara termasuk batuan sedimen organik.
1.2.3 Batuan Metamorf
Metamorphic rock atau batuan malihan terbentuk dari batuan-batuan sebelumnya yang mengalami perubahan mineral dan struktur akibat pengaruh tekanan dan temperatur. Pembentukan batuan metamorf berlangsung dalam keadan padat (tanpa membentuk larutan batuan). Perubahan mineral ini karena masing-masing mineral stabil hanya pada kondisi kisaran temperatur dan tekanan tertentu. Bila mineral dipanaskan atau mendapat tekanan melampaui batas kestabilannya, mineral akan berubah membentuk mineral lain dengan komposisi kimia yang sama. Jadi, di dalam batuan metamorf tersimpan informasi sejarah temperatur dan tekanan yang dialami batuan itu serta batuan asalnya. Batuan metamorf dapat terbentuk pada temperatur antara 150oC hingga lebih dari 1000oC; dan dengan tekanan antara 1 kilobar hingga
lebih dari 10 kilobar. Beberapa batuan metamorf diantaranya adalah marmer (marble), sekis (schist), serpentinit, eklogit dan filit.