Follow me on Twitter RSS FEED

gimana sih air ntuh??????

Posted in

Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu kehidupan berada didekat air, sungai, mata air atau danau. Namun bertambahnya populasi dan kemajuan industri menyebabkan kebutuh air bersih sangat meningkat. Bagi yang jauh dari sumber air, memerlukan banyak biaya untuk mengalirkan dari sumber ketempatnya. Oleh karena itu dicari sumber air lain yang lebih dekat, yaitu air yang ada dibawah permukaan tanah atau air tanah.

selengkapnya....

Asal dan distribusi air tanah

Yang dimaksud air tanah adalah semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith. Jumlahnya kurang dari 1% dari air di bumi, tetapi 40 kali lebih besar dibandingkan air bersih di permukaan (sungai dan danau).

Kebanyakan air tanah berasal dari hujan (disebut juga air meteorik atau vadose).Air hujan yang meresap kedalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir kelaut, atau mengalir langsung dalam tanah atau dipermukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ketanah bergantung pada selain ruang dan waktu, juga dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan tentunya curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentasi
air mengalir dipermukaan (run off) lebih banyak dari pada meresap kebawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permeabel, persentasi
air

yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos kebawah sampai zona dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi (zone of saturation) ini dinamakan air tanah (ground water). Batas atas zona ini disebut muka air tanah (water table). Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut zona daerasi (zone of aeration),

Muka air tanah umumnya tidak horizontal seperti permukaan laut atau danau, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Dibawah bukit lebih tinggi dan menurun kearah lembah, . Perbedaan elevasi antara bagian-bagian muka air tanah disebut hydraulic head. Di daerah rawa-rawa, muka air tanah sama dengan permukaan rawa, sedangkan aliran sungai dan danau permukaannya lebih rendah dari permukaan air tanah. Muka air tanah yang ‘tidak mengikuti hukum fisika’ ini disebabkan oleh aliran air tanah sangat lambat (percolation), berkisar dari 1 m per hari sampai 1 m per tahun, seperti spons yang jenuh air ditekan perlahan-lahan. Apabila tidak ada hujan maka muka air dibawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak pernah terjadi, karena hujan akan mengisi (recharge) lagi. Daerah dimana air hujan meresap kebawah (precipitation)sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan (recharge area).

Dan daerah dimana air tanah keluar dinamakan discharge area. Natural discharge terjadi apabila permukaan air di akuifer memotong (intersects) permukaan tanah.

Selain dari air hujan dapat juga air tanah berasal dari air yang dilepaskan magma pada saat mendingin, disebut air juvenile. Biasanya keluar kepermukaan sebagai mata air panas atau juvenile spring.

Sedangkan yang berasal dari air yang terperangkap dalam sedimen saat pengendapan dan terawetkan karena terutup oleh lapisan impermeabel yang diendapkan kemudian,dinamakan air connate. Air tawar terperangkap dalam endapan danau dan dalam endapan laut pada umumnya asin atau payau. Air connate yang terakhir umumnya dijumpai bersama dengan minyak bumi. Merupakan lapisan dibawah minyak bumi.

Kedalaman air tanah

Air terdapat dimana-mana dibawah permukaan tanah, tetapi lebih dari setengah
air tanah termasuk yang kita perlukan, terdapat pada kedalaman sekitar 750 meter
dibawah permukaan bumi. Volume air pada zona ini diperkirakan sama dengan sebuah
lapisan sedalam 55 meter diseluruh permukaan bumi. Dibawah kedalaman 750 meter
volumenya diperkirakan mengecil secara bertahap dan tidak teratur.
Pada pemboran minyak bumi, dijumpai air pada kedalaman 9.4 km dan pemboran
penelitian di Uni Soviet, air dijumpai pada kedalaman lebih dari 11 km.

Meskipun mungkin air ada di kerak bumi pada kedalaman itu, tekanan akibat beban
batuan diatasnya begitu besar dan celah dalam batuan sedikit, kemungkinan ada
air dalam jumlah yang besar, atau bergerak bebas dalam batuan perangkapnya.
Tetapi untuk kebutuhan kita, kita hanya memikirkan air tanah yang berada antara
permukaan bumi dan kedalaman sekitar 750 m.

Porositas dan Permeabilitas
Air dapat menyusup (infiltrate) kebawah permukaan karena batuan dasar yang
padat mempunyai ruang pori-pori (pore spaces), seperti halnya pada tubuh tanah
yang urai, pasir dan kerakal. Pori-pori atau ruang kosong dalam batuan dapat
berupa ruang antar butiran-butiran mineral, rekahan-rekahan, rongga-rongga pelarutan,
atau gelembung (vesicles).

Dua sifat fisik yang mengkontrol besar kandungan dan pergerakan air tanah adalah
porositas dan permeabilitas.

Porositas adalah perbandingan ruang kosong dan seluruh volume batuan atau sedimen,
yang dinyatakan dalam persen.

Porositas menentukan banyaknya air yang dapat dikandung dalam batuan.

Porositas sedimen dipengaruhi oleh besar dan bentuk butir material penyusun
batuan tersebut dan juga susunan butiran-butirannya. Pasir dan kerakal dengan
pemilahan baik dapat mempunyai porositas 20 persen sedangkan lempung yang porous
dapat mencapai 50 persen. Porositas batuan sedimen tidak hanya bergantung pada
pemilahan dan susunan butir saja, tetapi juga pengisian ruang antar butir oleh
semen. Porositas batuan beku dan metamorf relatif rendah, kecuali bila batuan
ini mempunyai rekahan-rekahan, porositasnya dapat besar.

Permeabilitas adalah daya suatu batuan untuk meloloskan cairan, disini berlaku
pula hukum Darcy. Permeabilitas tergantung pada faktor-faktor seperti besarnya
rongga-rongga dan derajat hubungan antar rongga. Batuan yang porositasnya rendah
umumnya permeabilitasnyapun rendah. Dan batuan yang porositasnya tinggi belum
tentu permeabilitasnya juga tinggi, karena besarnya hubungan antar rongga sangat
menentukan. Demikian pula dengan daya tarik molekuler permukaan batuan, yang
merupakan gaya tarik menarik antara permukaan padat dan lapisan film air. Gaya
tarik ini bekerja tegak lurus ruang pori. Pada tekanan normal, air akan menempel
ketat ditempatnya, sehingga permeabilitas rendah.


Selain itu juga masih tergantung pada viskositas cairan, dan tekanan hidrostatik.
Porositas dan permeabilitas tidak sama.
Batuan yang umumnya permeabilitasnya tinggi adalah konglomerat, batupasir basalt
dan batugamping tertentu. Batupasir dan konglomerat permeabilitasnya tinggi
karena hubungan rongga antar butirannya relatif besar. Basalt permeabel karena
umumnya ada kekar-kekar kolom yang terbuka dan karena permukaan alirannya vesikular.
Batugamping rekah-rekah (fractured) juga permeabel seperti batugamping.

Aliran air tanah

Air tanah termasuk dalam sistem siklus hidrologi, meskipun perannya kecil.
Sebagian air yang jatuh ke tanah meresap kedalam tanah, mengalir dalam tanah
dan keluar ke sungai, danau atau laut adan menguap. Tidak seperti aliran air
dipermukaan yang bebas mengalir, air tanah ‘mengalir’ melalui celah-celah
sempit dan kadang-kadang berliku-liku. Karena itu aliran air tanah sangat tergantung
pada batuan dimana ia berada.

Aliran dalam zona aerasi

Air hujan yang jatuh ketanah meresap dalam tanah, yang biasanya mengandung lempung
hasil pelapukan kimia batuan dasar.Karena partikel-partikel lempung ini, biasanya
tanah menjadi kurang permeabel dibandingkan dengan regolit kasar atau batuan
yang ada dibawahnya. Rendahnya permeabilitas dan adanya butiran lempung yang
halus, air tertahan dalam tanah akibat gaya tarik molekuler, menjadikan lapisan
tanah lembab atau basah. Sebagian kelembaban ini langsung menguap dan ada yang
terserap akar tumbuhan yang kemudian kembali ke atmosfir melalui transpirasi.
Air yang tidak tertarik oleh gaya tarik molekuler meresap kebawah akibat gravitasi,
sampai permukaan air. Tanpa adanya lapisan lembab (moisture) dan efek kapiler,
zona aerasi hampir kering diantara musim hujan.

Aliran dalam zona saturasi

Mengalirnya air tanah dalam zona saturasi dinamakan perkolasi (percolation).
Air bergerak lambat, melalui alur berupa pori yang sangat kecil, seperti benang,
dan sejajar. Pergerakan paling mudah pada tengah-tengah pori, karena pada pinggirnya
tertahan oleh gaya tarik molekuler. Berdasarkan hukum gravitasi, air mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang paling rendah, sungai, danau atau laut.
Ada yang melalui jalan yang rumit, turun terus kebawah tanah. Dan kembali keatas
sampai ke sungai atau danau dari bawah. Gerak keatas melawan gravitasi ini mungkin
terjadi karena pada kedalaman tertentu air dalam zona saturasi dibawah tekanan
yang besar. Jadi air mengalir kearah tekanan rendah.

Discharge dan Kecepatan

Air tanah tidak mengalir dengan kecepatan atau jumlah yang sama disemua tempat.
Percobaan memperlihatkan bahwa makin besar perbedaan ketinggian atau makin besar
sudut lereng muka air makin cepat. Kecepatan aliran air tanah sbanding dengan
perbedaan elevasi per jaraknya, yang disebut gradient hidrolik.

Pada tahun 1856 Henri Darcy, seorang insinyur Perancis, berpendapat bahwa kecepatan
air tanah tidak hanya bergantung pada gradient hidrolik saja, tetapi haruslah
diperhitungkan juga permeabilitas media yang dilaluinya, batuan atau sedimen,
viskositas cairan dan gravitasi. Ketiga faktor tersebut dirumuskan sebagai (K)
dan disebut koefisien permeabilitas atau coefficient of permeability.

Dengan demikian maka kecepatan air tanah dalam batuan menjadi :

V = K(h1 – h2) / l

Sedangkan kita tahu bahwa debit aliran air dalam saluran adalah :

Q = V x A

Dimana Q, discharge, V kecepatan, dan A penampang

maka Hukum Darcy,

Q = AK(h1 – h2) / l

Akuifer (aquifer)

Akuifer atau aquifer berasal dari bahasa latin yang berarti pembawa air. Sebagai
pembawa air maka materialnya haruslah mempunyai porositas dan permeabilitas
yang tinggi. Dan didefinisikan sebagai

Tubuh batuan atau regolit yang permeabilitasnya tinggi dan terletak dalam zona
saturasi. dengan rongga-rongga pelarutan akibat aktivitas pelarutan. Batuan
yang permeabilitasnya rendah adalah serpih, granit masif (unfractured), kuartzit,
dan batuan metamorf kristalin dan pejal (dense).

Batuan yang mempunyai porositas tinggi tetapi permeabilitas rendah, kurang
baik sebagai akuiver, karena kurang atau tidak dapat mengalirkan air.

Lapisan batuan yang mampu menampung banyak air tetapi tidak atau kurang dapat
meloloskannya disebut aquiclude, misalnya lempung. Air yang terperangkap dalam
lempung terikat disekitar butiran lempung sehingga tidak dapat mengalir.

Akuifer yang permukaan atasnya berimpit dengan permukaan air dan berhubungan
langsung dengan atmosfir dinamakan unconfined aquifer, atau akuiver yang tidak
mempunyai batas. Dan akuiver yang dibatasi oleh aquicludes disebut confined
aquifer.


Mata air

Mata air (spring) adalah aliran air tanah secara alamiah di permukaan bumi.
Jenis yang paling sederhana adalah tempat dimana muka air tanah bertemu atau
berpotongan dengan permukaan bumi, Mata air yang kecil-kecil dapat terjadi pada
semua batuan, tetapi yang besar umumnya dijumpai pada lava, batu gamping atau
kerakal (gravel). Mata air dijumpai pada lava karena lava merupakan hamparan
batuan yang impermeabel, sehingga air tanah tertahan diatasnya. Batugamping
relatif mudah larut sehingga terjadi rongga-rongga pelarutan. Dan kerakal sangat
permeabel karena rongga antar butirnya besar dan berhubungan.

Umumnya mata air terjadi karena perubahan permea-bilitas batuan secara vertikal
atau horizontal. Jika lapisan pasir berada diatas lempung yang relatif impermeabel,
air yang merembas kebawah akan mengalir secara lateral setelah sampai di permukaan
lempungnya. Dan akan mengalir keluar apabila kontak stratigrafi kedua satuan
ini bertemu dengan permukaan tanah.

Selain kontak stratigrafi mata air biasanya dijumpai juga pada jalur sesar,
dimana banyak rekahan-rekahan. Juga akibat gesekan, sesar menghasilkan hancuran
berukuran lempung (mylonite) yang sifatnya impermeabel.


Sitem artesis

Istilah artesis (artesian) diambil dari nama kota Artois di Perancis, orang
Romawi mengatakannya Artesium, dimana untuk pertama kali aliran artesis (artesion
flow) dipelajari.

Air artesis adalah air tanah tertekan (confined ground water) yang menimbulkan
tekanan hirostatis tidak normal. Kondisi geologi yang diperlukan untuk air artesis
diantaranya adalah:


1. Susunan batuannya haruslah terdiri dari selang-seling antara lapisan-lapisan
permeabel dan impermeabel. Di alam, susunan seperti ini biasanya terdiri dari
batu pasir dan serpih. Lapisan permeabel dinamakan akuifer.

2. Susunan batuan tersebut haruslah terjungkit dan tersingkap di permukaan
sehingga air dapat masuk kedalam akuifer.

3. Cukup presipitasi dan di aerah singkapan harus ada permukaan resapan (surface
drainage) agar akuifer tetap terisi.

Air tertekan dalam lapisan akuifer lebih kurang sama dengan air dalam pipa.
Timbul tekanan hidrostatik, bila ada sumur atau rekahan yang bertemu dengan
lapisan ini, air akan naik dan keluar menjadi sumur artesis atau mata air
artesis.


Ketinggian naiknya air artesis diatas akuifer terlihat sebagai garis permukaan
air artesis teoritis dalam. Permukaan ini disebut juga permukaan tekanan artesis
(artesian pressure surface). Permukaan ini yang sebenarnya tidak mendatar, melainkan
miring menjauhi daerah resapan. Disini hukum pipa U dalam fisika, yang menyatakan
permukaan air dalam kedua pipa sama tinggi atau horizontal, tidak berlaku. Pori-pori
dalam akuifer menimbulkan gaya gesekan yang menghambat aliran dan tekanan berkurang
akibat jaringan rekahan-rekahan dibawah tanah.

Jika elevasi sumurnya lebih rendah dari muka air, maka air akan keluar sendiri
tanpa dipompa.

Natural dicharge sistem artesis yang menarik adalah yang terdapat pada salah
satu gurun terbesar di dunia, gurun pasir Sahara. Sistem artesis di wilayah
ini tampil sebagai oase-oase.

Oase terbentuk dimana air artesis ‘dibawa’ kepermu-kaan oleh rekahan-rekahan,
atau lipatan-lipatan atau dasar gurun tererosi sampai atas akuifer,

Menurut definisi, yang dimaksud dengan mata air panas adalah mata air yang
suhunya 6 sampai 9 derajat Celcius diatas suhu rata-rata tahunan ditempat dimana
mata air tersebut berada.

Air tanah yang bersirkulasi pada kedalaman besar akan mengalami pemanasan oleh
gradient geotermal bumi (setiap turun 100 meter temperatur naik ? 2? C). Jika
air tanah ini naik sampai kepermukaan akan mengalir sebagai mata air panas

Selain gradient panas bumi sumber panas lainnya adalah adanya batuan beku yang
mendingin (masih panas, pendinginan magma dibawah permukaan sangat lama), seperti
geyser, yang merupakan mata air atau pancaran (fountain) air panas yang memancar
kuat (setinggi 30 sampai 60 meter) dengan interval waktu yang bervariasi. Setelah
menyemprotkan air panas, menghembuskan uap, yang biasanya disertai gemuruh yang
dahsyat, berhenti beberapa saat. Kemudian terjadi kembali aktivitasnya. Salah
satu geyser yang terkenal, Old Faithful di Yellowstone National Park Amerika,
yang erupsi setiap jam.

Geyser terjadi karena adanya rongga-rongga pada batuan panas dibawah permukaan
bumi.

Air tanah yang relatif dingin masuk dalam rongga dan dipanaskan batuan disekitarnya.
Pada dasar rongga, air berada dibawah tekanan yang besar karena beban air diatasnya,
sehingga untuk membuatnya mendidih perlu suhu lebih dari 100? C, titik didih
air dalam atmosfir sekitar 1000 C. Contohnya pada dasar rongga sedalam 300 meter,
air baru mendidih pada suhu sekitar 230? C.

Pemanasan membuat air memuai, mengakibatkan sebagian mengalir keluar kepermukaan
bumi.

Keluarnya sebagian air mengurangi tekanan dalam rongga turun dan air berubah
dengan cepat menjadi uap yang menyebabkan geyser erupsi.

Umumnya air tanah yang berasal dari mata air panas mengandung lebih banyak
material terlarut, garam-garam dan gas dari pada air tanah dari tempat lain,
karena air panas merupakan pelarut yang efektif dari pada air yang dingin. Oleh
karena itu air panas yang mengandung larutan berbagai garam dan gas ini sering
juga disebut sebagai air mineral.

Orang percaya air mineral dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Bila airnya mengandung banyak silika terlarut, disekitar

mata airnya diendapkan geyserite. Dan travertine, suatu bentuk kalsit, merupakan
endapan karakteristik di daerah batu gamping. Beberapa mata air panas mengandung
belerang yang membuatnya berbau kurang sedap.


Polusi Air Tanah

Analisa dari banyak sumur dan mata air menunjukkan unsur terlarut dalam air
tanah terutama khlorida, sulfat, dan bikarbonat dari kasium, magnesium, natrium,
kalium dan besi. Unsur-unsur ini dapat dilacak dari mineral-mineral yang umum
pada batuan yang terlapukkan. Jadi jelaslah bahwa komposisi air tanah tidak
sama disetiap tempat, tergantung dari batuan dimana ia berada.

Air tanah yang kaya akan kalsium dan magnesium bikarbonat disebut air sadah
(hard water). Sebaliknya air yang mengandung sedikit bahan terlarut tanpa terasa
kalsium dinamakan air lunak (soft water).

Air tanah dapat melarutkan elemen-elemen yang merusak dari batuan yang dilaluinya
sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

Polusi sumur atau mata air umumnya terjadi akibat tercemar bakteri dari septik
tank. Air tanah tercemar yang melalui sedimen kasar atau batuan rekah-rekah
dapat mengalir sampai jauh dan tetap tercemar. Akan tetapi yang melalui pasir
atau batupasir yang permeabel akan tersaring, menjadi bebas bakteri, meskipun
dalam jarak dekat. Kadang-kadang hanya dalam jarak 30 meter sadah cukup. Pasir
merupakan penyaring yang baik, karena 1) menyaring bakteri secara mekanik, air
dapat lolos sedangkan bakteri tidak, 2) mengoksidasi bakteri sehingga tidak
membahayakan 3) mempertemu-kan organisme lain yang memakan bakteri-bakteri.

Sepanjang pantai, air tanah tawar dipisahkan dari air laut oleh daerah transisi
berupa air payau. Pemompaan air tanah yang berlebihan, melampaui daya pengisian
kembali sacara alamiah (natural recharge) memungkin-kan intrusi air laut melalui
lapisan permeabel.


Aktivitas Geologi Air-tanah

Daerah yang batuannya sangat mudah dipengaruhi pelapukan kimia, air tanah menciptakan
bentang alam yang menakjubkan. Misalnya gua-gua dengan stalagtit dan stalagmit
yang indah.

Erosi

Air tanah yang bergerak lambat tidak dapat menabrasi batuan yang dilaluinya
seperti air yang mengalir di permukaan tetapi dapat melarutkan sejumlah besar
batuan yang mudah larut dan membawanya sebagai larutan. Pada beberapa daerah
air tanah merupakan pelaku erosi utama yang menyebabkan terbentuknya bentang
alam yang khas. Erosi air tanah dimulai dengan merembasnya (percolating) melalui
kekar-kekar, sesar-sesar, dan bidang-bidang perlapisan dan melarutkan batuan
yang dapat larut. Lama kelamaan rekahan-rekahannya menjadi besar membentuk jaringan
gua-gua bawah tanah, yang dapat berkembang sampai beberapa kilometer. Gua-gua
tersebut membesar sampai atapnya runtuh, membentuk satu depresi melingkar yang
disebut sinkhole. Aktivitas pelarutan terus belangsung, memperbesar sinkhole
menjadi lembah pelarutan, yang berkembang terus sampai batuan yang dapat larut
habis.

Pelarutan

Senyawa pelarut utama dalam air tanah adalah asam karbonat (H2CO3). Asam ini
terbentuk di atmosfir segera setelah karbon dioksida larut dalam air hujan.
Biasanya air tanah juga mengandung asam sulfur yang tebentuk dari sisa berbagai
bahan sulfur dalam sedimen, seperti batubara, peat, dan minyak bumi. Bersama
dengan asam organik yang kompleks yang dihasilkan dalam tanah, asam pelarut
ini bereaksi dengan mineral-mineral dalam batuan dan membawanya dalam larutan.

Diantara batuan di kerak bumi, batuan karbonat yang paling mudah larut. Air
tanah di daerah batu gamping perlahan-lahan melarutkan dinding disekitarnya,
sehingga lama kelamaan mennjadi gua yang luas.

Air yang merembas di atap gua akan jenuh larutan karbonat dan menetes di langit-langit
gua. Karena kejenuhan larutan dan penguapan, sebagian larutan terendapkan di
langit-langit. Perlahan-lahan endapan ini memanjang kebawah, mengarah kelantai
berbentuk kerucut ramping, dinamakan stalagtit. Tetesan larutan yang jatuh ke
lantai gua masih mengandung karbonat membentuk endapan berbentuk kerucut ramping
keatas

yang dinamakan stalagmit. Bila stalagtit dan stalagmit berkembang terus keduanya
akan bertemu dan menjadi tiang.

Sementasi dan penggantian (replacement)

Perubahan dari sedimen menjadi batuan sedimen, terutama merupakan pekerjaan
air

tanah. Tubuh sedimen yang terhampar dibawah laut jenuh akan air, demikian pula
yang terdapat dalam zona saturasi dibawah permukaan tanah. Zat atau bahan yang
terlarut dalam air yang merembas kebawah menjadi semen dalam rongga-rongga antar
partikel-partikel batuan atau mineral dalam sedimen.

Telah diuraikan bahwa proses diagenesa mengubah sedimen yang urai menjadi batuan
yang keras dan kompak. Kalsit, silika dan senyawa besi (terutama hidroksida,
seperti limonit) merupakan bahan utama sementasi.

Kadang-kadang air tanah melarutkan bahan yang sudah ada dan pada saat yang sama
mengendapkan dari larutannya dengan bahan yang lain dengan volume sama. Atau
dengan lain kata mengganti bahan yang sudah ada dengan yang baru, dan prosesnya
dinamakan penggantian atau replacement. Pada umumnya material penggantinya mempunyai
tekstur yang lebih halus, contoh yang sering dijumpai adalah kayu terkersikkan,
atau petrified wood atau silicified wood. Material organik (kayu) digantikan
oleh silika.

Penyebab Bencana

Secara tidak langsung air tanah dapat menimbulkan masalah karena ulah manusia.
Pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan rongga-rongga yang semula
terisi air menjadi kosong. Kekosongan ini mendorong lapisan batuan untuk menyesuaikan
keseimbangan baru akibat tekanan dari beban diatasnya, dengan ‘pemadatan’
(settlement). Pemadatan tersebut dapat mengakibatkan amblesan (subsidence) pada
permukaan tanah. Contohnya yang terkenal adalah miringnya menara Pisa di Italia
dan beberapa bangunan besar di Jakarta turun.

0 komentar:

Posting Komentar